Masyarakat Sihaporas Bantah Pernyataan Kapolres Simalungun
Masyarakat adat Sihaporas membantah keras pernyataan Kapolres Simalungun yang mengatakan kehadiran polisi di Sihaporas karena ada penyanderaan tiga karyawan PT Toba Pulp Lestari. Pernyataan AKBP Ronal C Sipayung ini beredar dalam percakapan WhatsApp dan media sosial. Dalam pernyataan tersebut Ronal mengatakan mengirim Kapolsek, Reskrim dan Sabhara untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Menurut Ronal, setiba di lokasi, rombongan polisi dihadang dan dilempari batu oleh masyarakat. Ronal juga membenarkan tiga karyawan TPL yang disandera oleh masyarakat namun berhasil meloloskan diri. Ia juga menyebutkan polisi telah mengerahkan satuan polisi wanita untuk bernegosiasi dengan ibu-ibu yang melakukan pemblokiran jalan namun ditolak.
Wakil masyarakat adat Sihaporas, Jhonni Ambarita, mengatakan tak pernah terjadi penyanderaan karyawan seperti yang dituduhkan perusahaan dan polisi. "Sesungguhnya para perempuan adat hanya menyampaikan teguran agar karyawan TPL menghentikan aktivitas dan meminta mereka segera angkat kaki dari wilayah adat Lamtoras Sihaporas. "Jika mereka menghentikan aktivitas dan mengusir keluar dari wilayah adat, artinya tak ada penyanderaan," kata dia.
Ketua BPAN Sihaporas Hithman Ray Ambarita juga secara tegas menyampaikan tak ada penyanderaan karyawan TPL. "Mengapa polisi menyebutkan kami menyandera? Dapatkah polisi membuktikan tuduhan tersebut?" kata dia. Menurut Hithman, seluruh karyawan TPL dipersilakan pulang dan angkat kaki dari Sihaporas. "Kami hanya meminta Samuel Sinaga dihadirkan di Sihaporas," kata dia lagi.
Sementara itu, perwakilan perempuan adat Sihaporas Nurinda Napitu mengatakan tak ada satu pun keberadaan polisi wanita untuk bernegosiasi dengan mereka. "Yang hadir adalah pihak Polres Simalungun, Polsek Sidamanik, Koramil Sidamanik. Tak pernah ada Polwan yang turun berdiskusi dengan kami," kata dia. Ia juga mengatakan telah mengamankan identitas polisi yang tercecer di lokasi.