Pemuda Adat Sihaporas Melawan, Kawal Blokade Jalan TPL
Sejak Kamis, 14 Juli 2022, pemuda adat Sihaporas terus bersiaga satu menjaga pemblokiran jalan. Generasi penerus masyarakat adat Sihaporas ini menjaga agar penghadangan akses truk pengangkut kayu eukaliptus milik PT Toba Pulp Lestari berjalan optimal. Selama 24 jam mereka berjaga-jaga bersama seluruh elemen masyarakat adat Sihaporas lainnya.
Lokasi pemblokiran jalan ini berada di Buntu Pengaturan Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Penjagaan ini merupakan bentuk protes dan perlawanan para pemuda adat terhadap PT TPL yang menindas dan menuduh masyarakat adat sebagai pembakar hutan pinus, menuduh pemuda adat memasang paku di jalan dan mengatakan tanah adat yang dijaga oleh masyarakat adat Sihaporas bukanlah tanah leluhur.
Menurut Ketua Pengurus Kampung Barisan Pemuda Adat Nusantara Lamtoras Sihaporas Hithman Ambarita, aksi pemblokiran jalan merupakan bentuk perlawanan masyarakat atas tindakan arogan dan kesewenang-wenangan PT TPL selama ini. Ia menyinggung juga beberapa kasus kriminalisasi yang pernah dilakukan perusahaan kepada komunitas-komunitas adat yang tengah memperjuangkan wilayah adatnya. Selain itu, perusahaan juga melakukan pencemaran terhadap sumber air bersih dan air minum, serta merusak hutan adat.
Hithman menegaskan wilayah adat yang dirampas oleh PT TPL merupakan milik komunitas adat. "Kami adalah pemilik wilayah adat kami, raja di tanah kami sendiri, dan akan melawan siapa pun yang menghina atas kepemilikan wilayah adat kami," kata dia. Ia melanjutkan, " Kami semua pemuda adat Lamtoras Sihaporas juga secara tegas mengatakan TUTUP TPL. Usir TPL dari wilayah adat Sihaporas."
Menurut Hithman, tanpa wilayah adat, pemuda adat Sihaporas hanya akan menjadi penonton di tanahnya sendiri. "Kami hidup sepenuhnya bergantung kepada wilayah adat titipan leluhur kami, ompung Mamontang Laut Ambarita," kata dia. Ia mengatakan pemuda adat harus bangkit bersatu bergerak mengurus wilayah adat.