Perempuan Adat Sihaporas di Garda Terdepan Perlawanan
Sudah berhari-hari sejak masyarakat adat Sihaporas memblokir jalan akses mobil truk pengangkut kayu eukaliptus sebagai bentuk perlawanan. Sudah berhari-hari pula perempuan adat Sihaporas berada di garda terdepan perlawanan tersebut.
Pemblokiran ini dipicu oleh sikap arogansi pekerja PT Toba Pulp Lestari kepada masyarakat adat Sihaporas. Pekerja bernama Samuel Sinaga tersebut menuduh pemuda adat Sihaporas sebagai pelaku pembakaran hutan, memasang paku di jalan. Samuel juga dengan pongah mengatakan tanah adat yang dilindungi dan diperjuangkan oleh masyarakat adat Sihaporas bukanlah tanah leluhur mereka.
Padahal, lokasi tanah tersebut merupakan wilyah adat Sihaporas, tepat di Buntu Pangaturan Sihaporas, Pematang Sidamanik, Simalungun, Sumatera Utara. Perempuan adat Sihaporas yang mendengar peristiwa tersebut tak terima. Mereka marah dan menganggap Samuel Sinaga telah bersikap lancang dengan mengatakan tanah adat yang dilindungi bukanlah bagian dari wilayah adat Sihaporas dan menuduh masyarakat adat sebagai pembakar lahan.
Perempuan adat Sihaporas lalu ikut serta memblokir jalan, bahkan berdiri di garda terdepan. Menurut Inang Anita Simanjuntak, sebelum Samuel Sinaga datang dan meminta maaf, mereka akan terus memblokir jalan. "Dia harus datang meminta maaf dan harus melaksanakan sanksi adat yang berlaku di wilayah adat Sihaporas," kata dia. Ia meminta seluruh karyawan perusahaan menghormati perjuangan masyarakat adat Sihaporas untuk melindungi tanah warisan leluhur Ompu Mamontang Laut Ambarita.