Mengenang Tragedi 18 Mei, Masyarakat Adat Adakan Doa Bersama
Hari ini, 18 Mei 2022, masyarakat adat Natumingka, Sumatera Utara, mengenang tragedi kekerasan yang dilakukan PT Toba Pulp Lestari terhadap masyarakat. Tepat satu tahun lalu kekerasan tersebut menyebabkan 12 masyarakat adat terluka, salah satunya kakek-kakek yang telah berusia 75 tahun.
Untuk mengenang tragedi tersebut, masyarakat menggelar doa bersama di lokasi terjadinya peristiwa berdarah tersebut. Op. Leo Simanjuntak yang saat ini telah berusia 76 tahun, korban kekerasan petugas TPL mengatakan masyarakat Natumingka tetap akan memperjuangkan wilayah adatnya dari perampasan yang dilakukan perusahaan. "Kami akan perjuangkan wilayah adat kami hingga titik darah penghabisan," kata dia.
Ia mengatakan masyarakat adat Natumingka akan terus mendesak Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda) agar segera menindaklanjuti proses hukum terhadap karyawan dan petugas keamanan PT TPL yang telah melakukan tindakan kekerasan. "Sudah setahun peristiwa berlangsung tetapi tidak ada kejelasan sampai detik ini," kata dia.
Sementara itu, Ketua Komunitas Adat Natumingka Natal Simanjuntak mengatakan berharap tak ada lagi upaya-upaya untuk memecah-belah masyarakat di Natumingka. "Kita harus satu hati dan satu pikiran untuk berjuang demi anak cucu kita kelak," kata dia. Ia juga berharap masyarakat adat Natumingka tetap semangat untuk menanam dan merawat bibit pohon di wilayah adatnya. Tujuannya, kata dia, agar fungsi hutan adat kembali seperti dahulu kala.
Dalam peringatan tersebut hadir juga perempuan-perempuan adat Natumingka. Hotma Panggabean mewakili perempuan adat mengatakan perempuan-perempuan adat di Natumingka akan tetap semangat memperjuangkan wilayah adatnya hingga mendapatkan penetapan status wilayah hukum adat. "Saya sangat berharap SK perlindungan Masyarakat Hukum Adat Natumingka disahkan agar tidak terulang kembali peristiwa 18 Mei 2021," kata dia histeris.
Setelah kegiatan doa bersama dilakukan, masyarakat melakukan gotong-royong dengan merawat tanaman pohon yang sudah ditanami sebelumnya oleh mereka. Tanaman tersebut adalah kemenyan, pohon aren, alpukat, dan macademia.