AMAN Toba Gelar Pendidikan Politik di Komunitas Adat Kab. Toba
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Daerah Toba (AMAN Toba) melakukan Pendidikan Politik Masyarakat Adat pada Senin, 27 November 2023, di komunitas adat Natumingka Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba. Kegiatan ini melibatkan beberapa komunitas masyarakat adat di antaranya komunitas adat Natumingka, Simenakhenak, Tukonisolu, Natinggir, dan Janji Maria.
Karto Pardosi, Ketua AMAN Toba sekaligus fasilitator dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa pendidikan politik adalah usaha atau upaya berupa bimbingan atau pembinaan secara disengaja dan sistematis dalam meningkatkan pengetahuan politik, sehingga mencintai dan memiliki keterikatan yang tinggi terhadap bangsa dan negara, menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik, agar mampu berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan politik.
Adapun tujuan dilakukanya kegiatan ini, kata Karto, adalah untuk membangun pemahaman bersama tentang sejarah dan ideologi gerakan masyarakat adat, untuk membangun pemahaman pentingnya perluasan partisipasi politik masyarakat adat, dan sebagai dasar untuk masyarakat adat ikut dalam pengambilan keputusan politik baik untuk politik elektoral maupun non-elektoral.
Karto juga mengatakan politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perumusan dan implementasi kebijakan publik pemerintah. Politik tidak semata-mata soal pemilu. Jadi, masyarakat adat harus memiliki paham bersama tentang politik, bahwa kebijakan dan peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah juga merupakan praktik-praktkk politik, bahwa ada bentuk politik elektoral dan juga politik non elektoral.
Melalui pendidikan ini dia berharap supaya masyarakat adat lebih selektif dan aktif dalam memandang dinamika politik di Indonesia. Dan demi harapan bersama dan tujuan perjuangan bersama, sudah sepatutnya kader masyarakat adat menduduki posisi politik elektoral maupun non-elektoral sebagai bentuk perluasan partisipasi politik masyarakat adat.
Dalam kegiatan tersebut Roganda Simanjuntak, Ketua Dewan Aman Wilayah Tano Batak, sebagai narasumber, membawakan paparan bertema "Sejarah dan Ideologi Gerakan Masyarakat Adat". Menurut Roganda, merujuk pada sejarah, perlawanan masyarakat adat sudah berlangsung sejak melawan kolonial Belanda. Melalui tokoh batak dan pemuda saat itu sudah dilakukan perjuangan untuk melawan penjajahan. Perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat adat tersebut melalui gerakan yang dibangun oleh Sisingamangaraja, yang menghalau pengrusakan pranata sosial dan perampasan hak hak masyarakat adat di Tano Batak. "Bentuk perjuangan tersebut adalah sebagian dari politik untuk memperjuangkan dan mempertahankan hak-hak masyarakt adat," ujarnya.
Menanggapi paparan Roganda, Natal Simanjuntak, Ketua Komunitas adat Natumingka sekligus tuan rumah kegiatan ini, berharap dengan terlaksananya kegiatan ini masyarakat adat lebih paham tentang politik dan kebijakan pemerintah. “Kami sebagai masyarakat adat sebelumnya masih banyak yang tidak perduli dengan keberadaan politik termasuk kebijakan pemerintah, maka dengan bertambahnya wawasan melalui kegiatan ini mudah mudahan seluruh masyarakat adat lebih mementingkan politik dan kebijakan tersebut, termasuk dalam politik pemilu. Sudah saatnya komunitas masyarakat adat bersatu menentukan perutusan politiknya sebagai bentuk partisipasi politik dan kebijakan demi tujuan bersama untuk pengakuan dan perlindungan hak hak masyarakat adat,” kata dia.