Belajar Pendidikan Adat Bersama BPAN Sihaporas
Inisiator Sekolah Adat Sihaporas Risnan Ambarita mengadakan diskusi dengan Pemuda Adat Sihaporas mengenai program belajar bersama pada 27 Juli 2022 di Buttu Pangaturan, Desa Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Sumatera Utara. Risnan menyampaikan pendidikan adat mencakup sistem pembelajaran tradisional, filosofi, budaya, dan kreativitas yang menjamin keberlangsungan pengetahuan dan praktik adat dari generasi ke generasi.
Ia mengatakan dengan menerapkan nilai-nilai adat, pemuda adat diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam bermasyarakat. "Dengan adanya program 'Belajar Sama-sama di Sekolah Adat Sihaporas' menjadi peluang bagi pemuda adat untuk mempelajari dan menggali kembali budaya leluhur yang perlahan hilang terkikis zaman," kata dia. Cara untuk kembali mengenali budaya leluhur, menurut Risnan, adalah melalui pendidikan adat. Ke depannya pemuda adat diharapkan dapat menjadi lebih kreatif dan berbudaya.
Menurut Risnan, bentuk-bentuk baru pendidikan adat juga muncul. Salah satunya melalui perjuangan-perjuangan seluruh elemen masyarakat untuk mempertahankan tanah adat yang kerap dihadapi saat ini. Pendidikan adat juga menjadi sarana untuk memperteguh masyarakat adat dalam perjuangan-perjuangan tersebut.
Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara Sihaporas, Hitman R Ambarita, mengatakan pendidikan adat sangat penting untuk para pemuda adat supaya para pemuda tetap mengenali adat istiadat dan budaya warisan leluhurnya. "Melalui pendidikan adat, kami, pemuda Lamtoras, dapat terlibat aktif dalam menjaga dan meneruskan adat istiadat dan budaya," kata dia. Ia berharap seluruh pemuda adat di se-antero Nusantara juga dapat terlibat dalam pengembangan diri sembari merawat adat istiadat dan budaya warisan leluhur.
Menurut para peserta diskusi, pemuda adat harus dapat menjalankan peran sebagai masyarakat adat yang bermoral, bermartabat dan beradat. Pemuda adat harus mengetahui sejarahnya sendiri, tradisi dan budaya yang diwariskan oleh leluhur. Pendidikan adat sesungguhnya tak dapat dipisahkan dari kebudayaan karena proses pendidikan terus terjadi di dalam kehidupan manusia. Peserta diskusi berharap dengan tumbuhnya pendidikan adat, membuat BPAN mampu menjadi penjaga wilayah adat dan pelestari segala warisan adat.