Masyarakat Oppu Umbak Siallagan Hadang Intervensi PT TPL
Sejak Rabu, 13 Juli 2022, masyarakat adat Oppu Umbak Siallagan, Dolok Parmonangan, Simalungun, berseteru dengan perwakilan PT Toba Pulp Lestari yang berupaya menghentikan kegiatan warga secara paksa. Kejadian bermula ketika enam orang dari PT TPL yang mengaku sebagai humas dan petugas keamanan datang dan menyuruh masyarakat untuk menghentikan seluruh kegiatan warga Oppu Umbak Siallagan di wilayah adat batas huta tongah.
Permintaan keenam orang tersebut mendapatkan penolakan dari warga. Namun, karyawan PT TPL itu menantang warga dan menanyakan apa hak masyarakat mengelola tanah tersebut. "Mereka meminta masyarakat menunjukkan surat-surat tanah padahal kami sudah jelaskan bahwa tanah-tanah ini adalah milik komunitas masyarakat adat," kata Ketua Adat Pomparan Oppu Umbak Siallagan, Sorbatua Siallagan, Jumat 15 Juli 2022.
Setelah satu jam, petugas keamanan dari PT TPL mulai memprovokasi warga. Warga lantas menanyakan kembali maksud dan tujuan kedatangan para karyawan PT TPL ke tanah adat Oppu Umbak Siallagan. "Akhirnya mereka menjawab ingin mengajak masyarakat supaya ikut mengambil program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dan bermitra dengan PT TPL dengan skema tumpang sari," kata Sekretaris Hasudungan Siallagan menambahkan . Namun, masyarakat langsung menolak dengan tegas dan meminta para perwakilan PT TPL tersebut untuk pulang.
Keesokan harinya, pukul 14 Juli 2022, sekitar pukul 12.00, perwakilan dari PT TPL kembali datang bersama dengan polisi, TNI, dan Babinsa. Mereka meminta masyarakat untuk berkumpul dan kembali menanyakan surat-surat yang menyatakan kepemilikan lahan masyarakat. Mereka juga kembali menawarkan program TORA lalu bermitra dengan perusahaan dengan model tumpang sari. Masyarakat kembali menolak dengan tegas.
Hingga hari ini, 15 Juli 2022, masyarakat berinisiatif untuk berjaga-jaga mempertahankan wilayah adatnya dari upaya perampasan oleh perusahaan.