8 Hasil Diskusi Petani Kemenyan dengan Bupati Tapanuli Utara
Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak Roganda Simanjuntak mengapresiasi kesediaan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan berdialog mengenai kesejahteraan petani kemenyan. Dialog yang diadakan pada Sabtu, 12 Maret 2022 tersebut dihadiri pula oleh Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) dan sejumlah perwakilan petani kemenyan.
Pertemuan tersebut membuahkan 8 poin penting, yaitu:
1. Pembentukan asosiasi petani kemenyan di Tapanuli Utara
2. Longgos Pandiangan dari Dinas Ketahanan Pangan ditugaskan sebagai ketua tim pembentukan asosiasi tersebut
3. Pengembangan kapasitas petani dalam mengolah kemenyan sehingga mampu menjual kemenyan dalam bentuk setengah jadi maupun barang jadi
4. Penugasan terhadap direktur salah satu perusahaan daerah di Tapanuli Utara untuk melakukan riset pemasaran dalam negeri maupun luar negeri
5. Menugaskan Kepala Dinas Tenaga Kerja Sofyan Simanjuntak untuk memodifikasi alat penyulingan kemenyan
6. Pembentukan koperasi kemenyan di setiap komunitas masyarakat adat
7. Mengelola potensi dana desa untuk membeli hewan ternak yang dapat menghasilkan pupuk kandang yang baik, dengan nilai Rp 60 juta
8. AMAN Tano Batak dan KSPPM akan terus berkoordinasi dengan pemerintahan Tapanuli Utara untuk mengawal semua hasil pembahasan, termasuk dalam pembentukan asosiasi petani kemenyan dan koperasi kemenyan
Menurut Roganda, pertemuan ini penting karena kemenyan merupakan komoditas unggulan masyarakat Tapanuli Utara selama beratus-ratus tahun. Untuk itu, Roganda berharap ada pengembangan kemampuan petani untuk mengolah kemenyan menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang memiliki nilai jual produk lebih tinggi. "Sekarang kita bicara upaya yang harus ditempuh agar dapat menaikkan harga kemenyan dari Rp 300 ribu ke Rp 500 ribu per kilogram," kata dia.
Darwin Manullang dari KSPPM mengingatkan bahwa asosiasi petani kemenyan telah terbentuk sejak 1999-2004 di bawah pemerintahan Bupati R.E. Nainggolan. Namun tak membawa perubahan apapun terhadap nasib petani. Menurut dia, harga kemenyan pun selalu berfluktuasi yang jarang sekali menguntungkan petani.
Karena itu, ia berharap adanya terobosan-terobosan baru yang benar-benar membawa kesejahteraan bagi petani kemenyan. "Mungkin pemerintah dapat membuat pasar lelang seperti 2015-2016," kata dia memberi ide. Terobosan seperti pasar lelang ini dianggap mampu melindungi petani dari fluktuasi harga yang diakibatkan permainan harga oleh para tengkulak.
Surianto Tambunan, petani kemenyan dari komunitas Tor Nauli juga menambahkan kemenyan merupakan sejarah sukses dari generasi ke generasi. Ia menyebutkan hasil dari kemenyan telah sukses melahirkan generasi berpendidikan sangat tinggi yang mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah. "Namun kami sekarang kecewa karena harga kemenyan hanya sekitar Rp 240 ribu per kilogramnya, jauh di bawah harga yang layak," kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Nikson mengatakan telah membangun sebuah aplikasi penjualan online yang mampu memutus rantai ke tengkulak. Ia menamakan aplikasi yang dapat di-download di play store tersebut 'Buka Lapo'. "Ketika asosiasi petani sudah menyepakati perlindungan merek, harga, dan penjualannya, harapannya masyarakat petani pun akan tertib menjual melalui aplikasi ini, meskipun ada pihak di luar yang coba-coba merayu dengan harga lebih tinggi," kata dia.
Dengan begitu, kata Nikson, keberadaan tengkulak perlahan-lahan dapat dihapuskan. Ke depan, kata dia, aplikasi ini juga tersedia untuk komoditas tani masyarakat lainnya seperti kopi, cabai, dan komoditas lainnya. "Bukan hanya kemenyan," kata dia.