Bupati Taput Bahas Kemenyan dengan Petani dan AMAN Tano Batak
Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan berdiskusi secara terbuka dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak, dan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) pada Sabtu, 12 Maret 2022, untuk membahas pengelolaan kemenyan. Sejumlah petani kemenyan dari Kecamatan Parmonangan, Adiankoting, Sipahutar dan Siborong-borong, juga hadir dalam diskusi tersebut.
Ketua AMAN Tano Batak Roganda Simanjuntak dalam sambutannya mengatakan diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kemenyan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Kemenyan merupakan komoditi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, sejak lama masyarakat Tapanuli Utara menggantungkan hidup pada kemenyan," kata dia.
Kemenyan merupakan tanaman endemik di Sumatera Utara yang menjadi komoditi andalan masyarakat di sekitar Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan, hingga Toba Samosir dalam perdagangan dunia sejak 1800-an. Umumnya kemenyan jenis Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J.Sm) yang terdapat di daerah tersebut. Pemanfaatan kemenyan sangat luas mulai dari untuk ritual, hingga dimanfaatkan dalam industri obat dan kosmetika.
Nikson Nababan mengatakan agenda pertama yang akan dilakukan adalah membuka akses jalan bagi petani kemenyan sehingga mudah untuk mengangkut hasil kemenyannya. Setelah itu, ia berjanji akan berdiskusi dengan para asosiasi dan stakeholder agar harga di tingkat petani dapat menguntungkan bagi petani. "Mari kita bekerja sama dan membangun kekompakan untuk mewujudkan hal ini," kata dia.
Menurut Nikson, saat ini ia tengah mengembangkan aplikasi bernama 'Buka Lapo'. "Di aplikasi itu petani bisa upload hasil kemenyannya dan mematok harga, sehingga tengkulak tidak bisa lagi memainkan harga," kata dia. Aplikasi tersebut akan mempertemukan petani langsung dengan konsumennya dan memutus rantai dengan tengkulak yang kerap memainkan harga dan merugikan petani.