Masyarakat Adat Tano Batak Tagih Janji Jokowi


Masyarakat adat Tano Batak bersama Togu Simorangkir menagih janji-janji Presiden Joko Widodo untuk masyarakat adat di kawasan Danau Toba dalam konferensi pers yang diselenggarakan Senin, 24 Januari 2022. Janji tersebut antara lain melakukan penanaman pohon kembali pada November 2021 untuk memulihkan kawasan Danau Toba yang telah mengalami degradasi lingkungan. Janji lainnya adalah menyelesaikan 15 klaim wilayah adat di wilayah Tano Batak, Sumatera Utara.

Dalam konferensi pers yang berlokasi di Balige, Sumatera Utara, Togu Simorangkir mengatakan Jokowi mengutarakan janji itu pada 16 Agustus 2021, sehari sebelum perayaan kemerdekaan Indonesia ke-76. Tetapi, hingga konferensi pers digelar, menurut Togu Simorangkir, Jokowi belum melaksanakan janji yang ia ucapkan tersebut. "Saat bertemu empat mata, saya juga menyerahkan 67 lembar dokumen yang berisi dosa-dosa PT Toba Pulp Lestari kepada presiden," kata dia.

Ketua BPH Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak Roganda Simanjuntak mengatakan dokumen tersebut berisi data mulai dari kerusakan lingkungan, kekerasan dan kriminalisasi terhadap masyarakat adat, perampasan wilayah adat, hingga dugaan penipuan pajak yang dilakukan perusahaan tersebut selama puluhan tahun. "Dalam hal ini negara merugi triliunan rupiah," kata dia. Ia berharap Jokowi datang memenuhi janjinya untuk memulihkan lingkungan Danau Toba sekaligus untuk menindak perusahaan tersebut.

Dalam konferensi pers tersebut, hadir pula Direktur Eksekutif Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Delima Silalahi yang menagih janji Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. "Kami menagih janji Menteri LHK untuk menyelesaikan konflik terkait pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh TPL dan pelepasan klaim hutan negara dari wilayah adat," kata dia.

Sahala Pasaribu dari Komunitas Adat Natinggir mengatakan masyarakat adat Natinggir sudah menyiapkan bibit pohon untuk menyukseskan penanaman pohon bersama Presiden Republik Indonesia seperti yang dijanjikan kepada Togu Simorangkir. Ia menceritakan, setelah kepulangan Togu Simorangkir dari Jakarta, segenap masyarakat adat bersama tim 11 melaksanakan pertemuan di Jetun Silangit untuk mempersiapkan kedatangan Presiden Jokowi di Tano Batak pada bulan November. Dalam pertemuan tersebut mereka bersepakat untuk melakukan pembibitan di masing-masing Komunitas Adat.

Menurut Sahala, Jokowi hanya perlu datang untuk memenuhi janjinya. "Bapak datang saja ke Tano Batak untuk selesaikan konflik dan menanam pohon bersama masyarakat adat. Bapak tidak perlu mencari bibit dari daerah lain, kami sudah menyediakan bibit untuk kita tanam bersama," kata dia.

Acara konferensi pers ini diakhiri dengan ritual adat untuk memanjatkan doa bagi para leluhur yang dipimpin oleh Mangittua Ambarita dari Komunitas Adat Sihaporas. Doa tersebut bertujuan agar semua harapan para masyarakat adat dapat terwujud dan semua upaya untuk mencapai harapan tersebut berjalan lancar.

Share this Post: