Inovasi Getar Dilan Luwu Utara Dinilai Tim Kementerian PANRB

Inovasi Getar Dilan--akronim dari Gerakan Tanam Sayur di Lahan Pekarangan--Luwu Utara mendapat jadwal verifikasi dan observasi lapangan (verlap) selama 2 hari, pada hari ini dan besok, 22-23 Juli 2021, dalam proses penilaian Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Menuju Top 45 yang dilakukan Kementerian PANRB di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, BUMN dan BUMD Tahun 2021.

Untuk persiapan verlap tersebut, inovator Getar Dilan, Alauddin Sukri, melakukan pemeriksaan dan menetukan 4 lokus yang akan jadi spot verlap, satu di antaranya menjadi spot utama. Keempat spot tersebut adalah:

  1. Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju
  2. Desa Banyuwangi, Kecamatan Sukamaju Selatan
  3. Desa Sukaraya, Kecamatan Bone-Bone
  4. Desa Bungapati/BPP Tanalili

Alauddin, yang juga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian & Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Luwu Utara, mengatakan, penentuan lokasi dilakukan karena tim verlap dari Kementerian PANRB ingin mewawancai masyarakat penerima manfaat, sebagai pembuktian keberhasilan program tersebut.

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani dalam presentasinya kepada 11 orang Tim Panel Independen Kementerian PANRB kemarin (Rabu, 22/7), menjelaskan inovasi Getar Dilan sesungguhnya terinspirasi untuk memenuhi kebutuhan pangan, khusus sayur-sayuran dan hortikultura, secara mandiri oleh setiap rumah tangga dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan. "Melalui inovasi ini, kami ingin memastikan pangan segar ini tersedia sepanjang waktu, terlebih ditengah pandemi Corona virus 2019," ujarnya.

"Bahkan, pemanfaatan lahan pekarangan bisa dikelola dengan orientasi komersil, karena produksi sayuran dari lahan pekarangan bisa menjadi sumber pendapatan keluarga," kata Indah lagi.

Menurut Indah, ada hal yang jauh lebih penting atas hadirnya inovasi ini, yaitu bagaimana menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan di Luwu Utara. "Pendekatan yang kita gunakan adalah menggunakan pendekatan Sustainable Development Goals (SDGs). Dari sisi kebaruan, inovasi ini memastikan Getar Dilan dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) dengan mengedepankan kerja tim dan mendorong kolaborasi," kata dia.

Ada tiga strategi keberlanjutan inovasi ini, yaitu strategi manajerial dengan melakukan monev rutin, strategi institusional melalui Perbup Nomor 31 Tahun 2018 guna memastikan inovasi ini berlanjut, serta strategi sosial dengan kolaborasi multipihak atau kolaborasi pentahelix. "Ke depannya, kami sudah merancang pengembangan inovasi ini, yaitu program ketahanan pangan dari rumah, dan kami berharap semua unit kerja internal pemerintah daerah yang terkait langsung dengan inovasi ini bisa memastikan keberlanjutannya," kata Indah.

"Indonesia negeri yang subur, beragam pangan kita produksi sendiri. Semoga kita sehat dan panjang umur Menyaksikan Getar Dilan merambah negeri, " Indah menutup perentasinya dengan sebuah pantun.*/**

Share this Post: