KRKP dan Katalis Gelar FGD Sistem Pangan Luwu Utara
Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Bogor bersama Perkumpulan Pengembangan Kapasitas dan Akselerasi Kualitas Layanan Publik Indonesia (Katalis Indonesia) yang didukung oleh Kurawal Foundation Jakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) Kajian Sistem Pangan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. FGD sistem pangan Kabupaten Luwu Utara ini dilaksanakan selama 2 hari, mulai 23-24 Juni 2021, di Hotel Bukit Indah Masamba, Jalan Simpurusiang, Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Program serupa dilakukan KRKP di dua lokasi lainnya, yaitu Pacitan di pulau Jawa dan Lombok Utara di Nusa Tenggara Barat.
Kajian ini, menurut Sufyan Tsauri Wahid, Sekretaris Perkumpulan Pengembangan Katalis, dimaksudkan untuk melihat sistem ketahanan pangan agar tercapai kedaulatan pangan. Ini juga untuk melihat apakah di Kabupaten Luwu Utara ada sinkronisasi kebijakan pemerintah ke petani pada masa pandemi Covid-19, yang tercermin dalam 13 Indikator.
Metodologi kajian ini berbasis pada studi kebijakan melalui pengumpulan data dan informansi, seperti dokumen kebijakan di kabupaten Luwu Utara, wawancara infoman kunci (pemerintah, petani, pengumpul/pedagang/pelaku) dalam rantai nilai produk dan diskusi terfokus. Sementara output hasil kajian sistem pangan daerah Kabupaten Luwu Utara akan disampaikan kepada pemerintah Kabupaten Luwu Utara dalam rangka mendorong sistem pangan di Kabupaten Luwu Utara, sekaligus bahan advokasi pada level nasional untuk mendorong sistem pangan nasional yang berdualat.
Ke-13 indikator dalam kajian tersebut adalah kapasitas produsen pangan, sumber daya alam pangan, infrastruktur produsen pangan, produksi pangan, jaringan pengamanan dan pemerintah, kemitraan antar sektor swasta dan produsen, efektifikatas distribusi pangan, keterbukaan informasi rantai nilai pangan, ketersedian stok cadangan, tingkat pendidikan dan keahlian produsen, keterjangkauan dan keragaman pangan, keragaman pangan, dan food waste. Dari 13 indikator, diperoleh skor keseluruhan indikator 19,08, dari angka maksimal 46.28. "Sementara rata-rata perolehan indikator hasil kajian sistem pangan Luwu Utara mencapai 1,46, dari rata-rata maksimal 3.56," ujar Sufyan.
Meskipun skor hasil kajian masih tergolong rendah, Sufyan mengatakan beberapa point indikator sudah ada baik. Misalnya surplus beras tahun 2020 di tengah Covid-19. Dalam FGD ini hadir dari perwakilan petani/kelompok tani, Gapoktan, Kelompok Wanita Tani, pelaku pengolahan pangan, pengurus BUMdes, pengusaha penggilingan padi, pengepul/pedagang, dan LSM.*/**