Tempo Witness Journalism Training in Merauke

A total of 21 activists participated in the Tempo Witness journalism training in Merauke, South Papua, on Saturday, March 8, 2025. The participants were young community movers from five civil society organizations and indigenous communities in Merauke.

The training took place at the Eco Defender Merauke Secretariat, located on Jalan Raya Mandala Muli, Gang Mandala 3, Muli Village, Merauke Regency, South Papua Province. The training sessions were conducted by two trainers from Tempo Witness, Agung Sedayu and Yosep Suprayogi.

During the training, participants gained various insights into journalism, including journalistic facts, data, news completeness, information gathering techniques, and the presentation of written, photographic, and audiovisual news.

After the training, participants were invited to practice reporting and writing news on various issues in Merauke. The topics covered included waste management, environmental conservation, the climate change crisis, and the Merauke food estate project.

The journalism training aimed to equip activists and indigenous communities in Merauke with the skills to report on issues affecting their surroundings. This includes responding to concerns about the food estate project, which has been criticized by indigenous communities for its potential negative impact on forests and the environment in Merauke.

Pelatihan Jurnalistik Tempo Witness Isu Food Estate di Merauke

Sebanyak 21 aktivis mengikuti pelatihan jurnalistik Tempo Witness di Merauke, Papua Selatan pada Sabtu, 8 Maret 2025. Peserta pelatihan adalah anak-anak muda penggerak dari 5 organisasi masyarakat sipil dan masyarakat adat di Merauke.

Pelatihan diadakan di Sekretariat Eco Defender Merauke yang beralamat di Jalan Raya Mandala Muli, Gang Mandala 3, Kelurahan Muli, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Materi pelatihan disampaikan oleh dua pelatih dari Tempo Witness, Agung Sedayu dan Yosep Suprayogi.

Para peserta mendapat berbagai pengetahuan tentang kejurnalistikan. Antara lain mengenai fakta jurnalistik, data, kelengkapan berita, cara mengumpulkan informasi, hingga penyajian berita tulis, foto, dan audio visual.

Usai pelatihan, para peserta juga diajak untuk praktik liputan dan penulisan berita mengenai berbagai isu yang ada di Merauke. Ada berbagai isu yang menjadi topik pembahasan, mulai dari persoalan sampah, kelestarian lingkungan, krisis perubahan iklim, hingga proyek food estate Merauke.

Pelatihan jurnalistik tersebut bertujuan supaya para aktivis dan masyarakat adat di Merauke bisa melaporkan berbagai persoalan yang ada di lingkungan mereka. Termasuk merespons berbagai isu termasuk persoalan proyek food estate yang saat ini dipersoalkan oleh masyarakat adat karena dikhawatirkan berdampak buruk pada hutan dan lingkungan di Merauke.

Share this Post: