TelusuRi Adakan Pameran Foto Ekspedisi Jurnalistik Arah Singgah
TelusuRI mengadakan Pameran Foto Ekspedisi Jurnalistik Arah Singgah: Fambi Mait Teme, yang menampilkan foto dokumentasi perjalanan Tim Arah Singgah selama tiga tahun, dari 2022 hingga 2024.
Pameran ini berlangsung 11 - 20 Oktober 2024 di Institut Francais Indonesia (IFI-LIP) Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pameran ini terbuka untuk umum dan tanpa biaya masuk. Video diambil tanggal 14 Oktober 2024.
TelusuRI - gerakan yang terbentuk awal 2014 - ingin mengajak masyarakat mengenal dan membanggakan Indonesia dan mengajak orang Indonesia untuk jalan-jalan keliling Indonesia.
Program Ekspedisi Jurnalistik oleh TelusuRI yang diinisiasi TelusuRI ini mengusung pendekatan berbeda dari liputan perjalanan biasa, yaitu fokus pada harmonisasi manusia dan alam dalam kerangka ekonomi restoratif yang dilakukan komunitas adat di Indonesia.
Sebagai media, anggota ekspedisi bertemu orang-orang inspiratif yang menjadi "nyawa utama" dalam cerita yang tuliskan dan direkam. Meskipun ritme perjalanan Arah Singgah mungkin tidak untuk semua orang, penyelenggara berharap cerita ini bagian dari perjalanan hidup kita.
Selama 2022-2024, Ekspedisi Jurnalistik Arah Singgah - salah satu program TelusuRI - telah mengunjungi 12 kabupaten di 8 provinsi yakni Bali, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur, Papua Barat Daya dan Papua. Demikian teks penjelasan mengenai pameran ini.
Kurator pameran, Ayos Purwoaji, dalam keterangan tertulisnya, menjelaskan pameran bertema Fambi Mait Teme, yang berarti hutan adalah ibu dalam bahasa Tehit, merupakan hasil dokumentasi perjalanan dari Ekspedisi Jurnalistik Arah Singgah.
"Pameran ini menyajikan narasi bagaimana masyarakat setempat berupaya menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dan pelestarian ekologis melalui praktik-praktik ekonomi restoratif. Dokumentasi yang dihasilkan menyajikan perspektif dari komunitas adat di delapan provinsi yang seringkali tersisih dari wacana media arus utama," demikian keterangan tertulis mengenai pameran ini.
Fambi Mait Teme menyoroti pentingnya alam sebagai sumber kehidupan sekaligus bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat adat. Melalui pameran ini, penonton diajak menyelami kompleksitas hubungan antara manusia dan lingkungan serta memahami berbagai tantangan yang dihadapi komunitas adat dalam merawat bumi yang mereka tinggali, keterangan tertulis yang dipajang di pameran.
"Pameran ini menyajikan sebuah ruang refleksi yang mendalam tentang peran hutan dan alam dalam keberlanjutan hidup manusia," demikian teks penjelasan pameran.