Penoken Domberai, Mamta, dan Anim Ha, Belajar Membuat Kompos
Komunitas Peduli Papua, yang berdomisili Sorong, memberikan materi pelatihan pembuatan kompos bagi para penoken dari wilayah adat Domberai, Mamta (Mamberamo Tabi) dan Anim Ha, 5 Oktober 2024. Pelatihan pembuatan kompos adalah bagian dari kegiatan Pertukaran Menoken yang diselenggarakan oleh The Samdhana Institute, di Kebun Tuli Yotoro, yang berada di Wilayah Adat Mamta, Distrik Kwadeware, Papua.
Piter Roki Aloisius, dari The Samdhana Institute, menjelaskan kegiatan Pertukaran Menoken ini bertujuan memperkuat nilai-nilai budaya Papua.
Ada 15 peserta pelatihan dari Komunitas Tuli Jayapura, Rumah Bakau Jayapura, Pemuda Yotoro, Papua Paradise Center, penoken dari Domberai, Bogor dan Tano Batak.
Meita Sapta Diana, Pembina Lingkungan di Komunitas Peduli Papua, menjelaskan bahwa kegiatan Pertukaran Menoken menjadi momen yang tepat untuk mengajarkan keterampilan baru, seperti pembuatan kompos. Meita adalah pemateri mengenai pembuatan kompos.
“Kami ingin memanfaatkan kegiatan Menoken ini tidak hanya sebagai momen berkumpul, tetapi juga sebagai sarana edukasi yang bermanfaat bagi para pemuda. Dengan mempelajari pembuatan kompos, mereka dapat lebih sadar akan pentingnya mengelola sampah organik,” kata Meita menguraikan manfaat kegiatan ini.
Dalam pelatihan ini, para penoken diajarkan cara sederhana membuat kompos dari bahan-bahan organik, seperti sisa makanan, dedaunan dan rumput liar. Mereka diajak langsung mempraktikkan langkah-langkah pengomposan, mulai dari pengumpulan bahan hingga proses fermentasi.
Pelatihan ini juga mengajarkan cara menjaga kompos agar menghasilkan pupuk organik yang berkualitas. “Pertama-tama kita mengumpulkan bahan yang ada di sekitar seperti rumput dan dedaunan. Tahapan kompos itu ada unsur basah, hijau dan cokelat. Unsur hijau ada dedaunan pisang atau yang lain," kata Meita menjelaskan.
"Setelah terkumpul dimasukkan dalam karung dan menuangkan cairan EM4 dan ditambahkan gula sebagai makanan mikro organisme lokal. Sesudah semua sudah terkumpul lalu diikat dan didiamkan selama 2-3 minggu,” kata Meita melanjutkan penjelasannya.