Komunitas Noken Mamta-Masyarakat Adat Yansu peringati HIMAS 2024

Komunitas Noken Mamta bersama Masyarakat Adat Yansu merayakan Hari Internasional Masyarakat Adat (HIMAS) 2024 di Rumah Adat Saliyap Kampung Yansu, Distrik Kemtuk Gresi, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Jumat, 9 Agustus 2024. Sejumlah Tokoh Adat hadir di antaranya Ketua Dewan Adat Suku (DAS) Suku Klisi Dortheys Udam, Digino Yansu Banu, Ketua Bamuskam, Isai Samon, Tokoh Adat Bring, Bertus Eli dan Yusuf Mes, Ketua Perempuan AMAN Kampung Yansu Lidia Udam, Aktivis Lingkungan Rhepang Muaif Alex Waisimon, dan 30 Tokoh Adat Seglue Woi Yansu.

Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara 2007-2012 dan 2012-2017, Abdon Nababan, menyampaikan HIMAS ditetapkan oleh Majelis Sidang Umum PBB tahun 1994. Persatuan Bangsa-Bangsa merasa perlu ada satu hari yang memberikan penghormatan kepada perjuangan masyarakat adat. “Masih banyak Masyarakat Adat belum mendapat kebebasan dasarnya sehingga banyak negara belum mengagendakan isu masyarakat adat ini Agenda besar di Negara-negara besar termasuk Indonesia. Masyarakat adat ini adalah satu persoalan dunia yang memiliki dua dekade menjadi prioritas yakni tahun 2005 dan 2015. Secara internasional, kita sudah punya satu instrument hukum yang menjadi panduan seluruh negara penandatangan anggota PBB yang menandatangani deklarasi tersebut tentang hak-hak masyarakat adat,” katanya.

Menurut Abdon, Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia pada intinya adalah untuk menarik perhatian seluruh masyarakat terhadap persoalan-persoalan masyarakat adat yang berdasarkan data badan-badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) merupakan kelompok yang paling terdiskriminasi “Misalnya masyarakat adat yang ada di negara-negara merdeka pasca PD II, masyarakat adatnya itu sebenarnya tidak mengalami perubahan setelah sekian lama negara-negara itu merdeka. Bahkan kondisinya lebih buruk dari sebelum negara-negara itu merdeka. Jadi, HIMAS mengingatkan soal itu, tentu saja pada kondisi saat ini, masyarakat adat itu dilihat oleh para pemimpin dunia sebagai aktor utama yang bisa menyelesaikan krisis-krisis global yang sampai hari ini kita terus hadapi,” ujarnya.

“Masyarakat adat itu adalah solusi terhadap perubahan iklim, ancaman kepunahan keanekaragaman hayati, krisis pangan, dan krisis air. Ini menjadi sebuah semangat untuk terus merawat bumi dan ini menjadi sebuah makna dari peringatan HIMAS 2024,” ungkapnya.

Share this Post: