Mama Endes Doyapo, Perajin Gerabah dari Kampung Abar Papua

Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Papua, terkenal dengan kerajinan tangan berupa gerabah dari tanah liat. Pembuatan gerabah di Kampung Abar sudah berlangsung secara turun-temurun dan menjadi warisan masyarakat adat yang tinggal di tepi Danau Sentani tersebut. Salah satu perajin gerabah, Endes Doyapo (53), mengatakan ia sejak masih muda sudah menekuni pembuatan gerabah. Yang mengajari orang tuanya. "Dulu sering ikut-ikut orang tua sampai saya bisa bikin sendiri," katanya, Selasa siang, 2 Juli 2024.

Mama Endes mengatakan, gerabahnya juga dijual kepada tamu. Kalau ada kunjungan dari tamu, biasanya ia meraup keuntungan Rp1-2 juta. "Kami juga melayani pemesanan khusus. Biasanya dari tamu jauh," ujarnya.

Gerabah yang dibuat Mama Endes berbagai macam. Ada vas bunga, celengan, dan loyang. "Vas Bunga dijual Rp 50 ribu, sempe Rp 100 ribu, cetakan sagu Rp 200 ribu, loyang Rp 200 ribu, celengan Rp 200 ribu, tungku api Rp 300 ribu, cangkir Rp 50 ribu, teko Rp 50 ribu, hiasan kura-kura Rp 100 ribu, piring Rp 20 ribu, tempat tisu Rp 50 ribu, gantungan keong Rp 50 ribu," dia menguraikan. Ia menambahkan, pemerintah ikut membantu usaha kelompok pengrajin gerabah, dengan menyediakan peralatan seperti oven dan molen.

Share this Post: