Lapak Grime Nawa Hadir di Festival Danau Sentani
Masyarakat Adat di Lembah Grime Nawa dari Suku Nmblong ikut memeriahkan Festival Danau Sentani ke-14 yang berlangsung 19-23 Juni 2024. Masyarakat adat dari wilayah selatan dan tengah Kabupaten Jayapura itu membawa aneka kerajinan untuk dijual. Dari noken berbagai ukuran, gelang kayu dan kulit kayu, jepit rambut, anting, dan aneka asesoris lainnya.
Noken kecil untuk handphone dari kulit kayu dijual Rp 50 ribu. Gelang kulit kayu dijual Rp 10 ribu. Jepit rambut yang dijual dihiasi bulu burung. "Bulu burung mambruk," kata Mama Yosepina. Harganya Rp 30 ribu.
Menurut laporan Greenpeace bertajuk "Selamatkan Grime Nawa, Selamatkan Hutan Papua", Lembah Grime Nawa merupakan dataran rendah dan perbukitan di bagian selatan dan tengah Kabupaten Jayapura, dengan luas sekitar 900.000 ha (65% dari total luas wilayah kabupaten). Letaknya mulai dari Kecamatan Kemtuk di sebelah timur hingga Kecamatan Airu di sebelah selatan. Grime mengalir turun melalui wilayah adat Kemtuk, Klesi, dan Namblong, sedangkan Nawa menembus wilayah adat Kaureh dan Kautabakhu, menjadikan perbukitan dan lembah di sekitarnya menjadi hutan rimba dan hutan hujan tropis. Lembah ini juga menjadi rumah bagi Burung Cendrawasih. Namun, keindahan dan ketentraman Lembah Grime Nawa terenggut dengan adanya pembukaan lahan secara ilegal oleh PT Permata Nusa Mandiri (PT PNM), sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit.