Dorince Mehue Pimpin Rapat Komisi Rakernas AMAN VIII
Ketua Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Nasional (Damanas) Korwil Papua, Dorince Mehue memimpin rapat sidang komisi di acara Rapat Kerja Nasional AMAN VIII pada 15 April 2025. Rakernas AMAN diadakan di Desa Kedang Ipih, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada 14-16 April 2025.
Rakernas AMAN VIII dibuka secara resmi oleh Ketua Komunitas Adat Lawas Kutai Sumping Layang Murad. Sekitar 500 orang perwakilan dari masyarakat adat seluruh Indonesia mengikuti Rakernas AMAN VIII tahun ini.
Rakernas AMAN adalah salah satu mekanisme pengambilan keputusan yang dimandatkan oleh Anggaran Dasar organisasi AMAN untuk menerjemahkan tantangan dan peluang tersebut ke dalam suatu rumusan Rencana Strategis dan Program Kerja Organisasi. Rakernas AMAN juga merupakan sarana untuk melihat kembali dan mengevaluasi perkembangan organisasi untuk peningkatan kapasitas bagi para pengelola AMAN.
Rakernas AMAN VIII merupakan momentum yang pas bagi organisasi untuk menjawab tantangan dari berbagai situasi yang dialami masyarakat adat. Hasil Rakernas diharapkan bisa menjadi panduan kerja pengurus AMAN dalam memperkuat dan memanfaatkan peluang yang ada untuk memastikan masyarakat adat yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya. Rakernas AMAN VIII memiliki sejumlah agenda antara lain: dialog umum, evaluasi organisasi, pembaruan anggaran rumah tangga, penajaman rencana strategis organisasi 2022–2027, serta pagelaran budaya.
Para hari kedua Rakernas AMAN VIII, berlangsung sidang komisi yang dipimpin oleh Dorince Mehue dan Umbu Pajaro Lombu serta tiga anggota Wiwit, Leny Patty, dan Dahlil. Pada sidang komisi tersebut peserta dibagi menjadi tiga komisi yakni Komisi A, Komisi B, dan Komisi C.
Rukka Sombolinggi, Sekretaris Jenderal AMAN dalam sambutannya mengatakan AMAN adalah rumah besar bagi komunitas masyarakat adat di Indonesia. AMAN berdiri 17 Maret 1999, saat ini menaungi 2.596 komunitas Masyarakat Adat dengan populasi lebih dari 20 juta jiwa.
Rakernas AMAN VIII di Kedang Ipil diharapkan bisa menjadi momentum penegasan sikap dan arah perjuangan organisasi AMAN ke depan. Apalagi saat ini masyarakat adat di Kedang Ipil sedang berjuang menghadapi tekanan besar dari ekspansi investasi, termasuk perluasan perkebunan sawit, yang berpotensi mengancam masyarakat adat. Melalui Rakernas AMAN VIII, dari Kedang Ipil, suara perlawanan masyarakat adat akan bergema.