Buka Buku Nasib Buruk Perempuan Lingkar Tambang Maluku Utara
Aktivis dan organisasi perempuan Maluku Utara menggelar diskusi Buka (Buku) berjudul "Tabobo: Jerit Sang Puan di Atas Bongkahan Emas" di RK Coffee, Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara, pada Selasa 11 Maret 2025, mulai pukul 17.00 WIT. Kegiatan ini untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia setiap 8 Maret.
Tabobo ditulis oleh Astuti Kilwouw, Dosen di Fakultas Hukum Universitas Khairun Ternate, juga sebagai manager PME di Walhi Malut.
Diskusi diinisiasi oleh Komunitas Jujajuh, FAMM Indonesia, dan Walhi Maluku Utara.
Dalam diskusi, aktivis perempuan menyoal pertambangan di Maluku Utara yang merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi daerah, namun justru malah menjadi ancaman tersendiri untuk perempuan di Pulau Halamahera. "Buku Tabobo:Jerit Sang Puan di Atas Bongkahan Emas adalah potret perempuan Maluku Utara yang hidup berdampingan dengan aktivitas pertambangan emas di Halmahera Utara," ungkap Astuti Kilwouw, Penulis buku Tabobo.
Sementara itu, Yunita Kaunar, jurnalis dari Kalesang.id, sekaligus sebagai pembicara dalam diskusi buku tersebut mengungkapkan, bahwa kehadiran tambang di Maluku Utara lebih banyak asas mudarat dari pada manfaatnya. "Perempuan lingkar tambang sebagai entitas utama yang paling rentan terkena dampak dari hilangnya sumber penghidupan akibat ekspansi pertambangan," ujarnya.