KUMA To Malolo Mengolah Limbah Ikan Tuing-tuing

Sejumlah perempuan dari komunitas Masyarakat Adat Sendana, Majene, Sulawesi Barat, tampak sibuk mengolah limbah ikan tuing-tuing pada Kamis, 16 Januari 2025.

Permasalahan muncul ketika musim penangkapan ikan tuing-tuing tiba, di mana limbah dari isi perut ikan yang dibuang ke laut menyebabkan bau tidak sedap di pesisir laut. Karena itu sejumlah perempuan adat Sendana yang bergabung di kelompok KUMa To Malolo berupaya mengolah limbah ikan tersebut menjadi pakan kambing dan pelet untuk pakan ikan. 

Monita, 25 tahun, salah satu penggagas pengolahan limbah ikan tersebut mengatakan kelompok KUMa To Malolo terbentuk sejak Juli 2024. Sebanyak 15 orang bergabung di dalamnya. 

Awalnya, kelompok ini memproduksi pakan ternak berbahan jagung. Namun saat ini mereka mulai belajar membuat pakan ternak berbahan limbah ikan dan rencananya akan mulai berproduksi pada Februari tahun ini.

Pelet berbahan limbah ikan tersebut diproduksi dengan cara mencampur limbah ikan tuing-tuing dengan dedak jagung serta sayuran.

Darmia, salah satu anggota kelompok tersebut, mengatakan bahwa dia tertarik bergabung karena bisa mengatasi persoalan limbah ikan sekaligus berpeluang mendapat penghasilan tambahan.

Ketua Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau AMAN Majene, Aco Bahri Mallilingan, mengatakan pembentukan kelompok tersebut bertujuan untuk memberdayakan para perempuan adat. Sebagian perempuan adat yang merupakan ibu rumah tangga bisa beraktivitas produktif, bekerja sambil menunggu suami mereka pulang dari melaut.

Dia berharap keberadaan kelompok ini bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian anggotanya. Saat ini hasil produksi mereka sudah dipasarkan ke kampung dan daerah sekitar. Para anggota kelompok terus berinovasi dan memperbaiki kualitas produksi serta meningkatkan pelayanan sekaligus memperluas pasar mereka. 

Share this Post: