Jl. Ciptomangunkusumo, Samarinda Tanpa Penerangan Jalan
Malam itu Kamis, 13 Mei 2020, kurang lebih pukul 23.50 WITA, mobil merek Agya berwarna merah melintas di Jalan Ciptomangunkusumo, Samarinda, Kalimantan Timur, ke arah Perumahan Pesona Mahakam. Suasana menjelang tengah malam lengang. Hanya satu dua kendaraan bermotor yang melintas.
Sepanjang Jalan Ciptomangunkusumo gelap. Tidak ada lampu penerangan jalan. Sedikit cahaya berasal dari lampu toko atau perkantoran di tepi jalan.
Di tengah perjalanan, dua sepeda motor memacu mengejar mobil Agya berisi satu pengendara dan satu penumpang. Salah satu motor itu mencoba menghambat laju mobil Agya dengan memepetnya. Motor satunya mengikuti di belakang mobil.
Pemotor itu sambil memepet memberi isyarat kepada pengendara mobil agar berhenti. Pengendara Agya mengurangi laju kendaraannya lalu membuka jendela dan bertanya kepada pemotor, “Ada apa Mas?”
Pemotor berteriak, “Kenapa Bapak tadi tidak berhenti? Bapak tadi menabrak seorang ibu. Saat ini dia terluka parah. Kasihan ibuk itu.”
Mobil Agya berhenti. Pemotor satunya ikut mendekat ke arah sisi pengendara mobil.
“Nabrak apa?” tanya pengendara Agya heran. Penumpang di samping ikut heran mendengar tuduhan itu.
Pemotor dan pengendara Agya berdebat. Kedua pemotor meminta pengendara Agya berbalik arah menuju tempat kejadian.
Akhirnya mobil Agya berputar arah menuju tempat yang diingini kedua pemotor itu. Satu pemotor berjalan di depan Agya, satunya mengikuti di belakang.
Pemotor yang berada di depan berhenti di pertigaan jalan dan berbicara kepada satu orang. Mobil Agya memperlambat laju dan berhenti di lokasi itu. Suasana sepi di yang pemotor sebut sebagai tempat seorang ibu ditabrak. Tidak ada tanda-tanda pernah terjadi kecelakaan. Tidak ada kerumunan orang banyak.
Selesai bicara dengan orang ketiga, pemotor mendekati mobil Agya yang posisinya masih di tengah jalan, lalu mengatakan, “Maaf Pak, tidak jadi. Orangnya sudah pergi.”
Pengemudi mobil membalas dengan nada keras. Kembali mereka berdebat, sebelum terdengar seseorang dari pertigaan berteriak, “Sudah jalan, nanti bikin macet!”
Perdebatan berhenti. Para pemotor itu memacu kendaraannya menuju arah Kota Samarinda.