Melantangkan Suara Masyarakat Adat Melalui Jurnalisme Rakyat
Sebanyak 20 aktivis masyarakat adat mengikuti pelatihan jurnalis masyarakat adat yang diadakan di Hotel Derefan, Kota Sorong, Papua Barat Daya pada 27-29 Mei 2024. Mereka adalah perwakilan dari Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sorong Raya dan AMAN Sorong Malamoi.
Pelatihan tersebut merupakan hasil kerja sama AMAN dengan Tempo Witness dan didukung oleh Wikimedia. Ketua BPH AMAN Sorong Raya, Vecky W Mubalen mengatakan pelatihan bertema “Kabar dari Masyarakat Adat kepada Dunia” ini sangat penting untuk mencetak para jurnalis-jurnalis masyarakat adat.
Sebab, selama ini banyak masalah yang dihadapi masyarakat adat, termasuk masyarakat adat di Papua, namun tidak banyak yang terungkap ke permukaan. “Banyak masalah sosial, ekonomi, politik, budaya dan hukum yang mewarnai cerita pilu di tanah adat Papua. Seperti diskriminatif, rasisme, kriminalisasi, pencaplokan lahan, hingga pembunuhan masyarakat adat tapi jarang bahkan tidak muncul di pemberitaan media massa,” ujarnya.
Vecky berharap melalui pelatihan ini diharapkan bisa lahir para jurnalis-jurnalis rakyat yang bisa mengabarkan segala persoalan dan peristiwa yang dialami masyarakat adat di berbagai pelosok Papua Barat Daya. Para peserta pelatihan mendapatkan berbagai materi pelatihan jurnalistik seperti dasar-dasar reportase hingga penulisan berita yang sesuai kaidah jurnalistik.
Selain itu, para peserta juga mendapatkan pelatihan tentang bagaimana menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat adat.
Pelatihan tiga hari tersebut juga diharapkan bisa menjadi sarana membangun konsolidasi para jurnalis masyarakat adat di Sorong.
“Masyarakat adat harus memiliki suara yang kuat untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Mari bantu masyarakat adat untuk menyampaikan suara mereka kepada dunia,” ujar Vecky.
Yahaya Blesmargi, salah satu peserta pelatihan dari Suku Tehit Teminabuan mengatakan bahwa dia sangat senang mengikuti pelatihan jurnalis masyarakat adat itu. “Sangat bermanfaat bagi saya. Saya belajar banyak tentang bagaimana menulis berita untuk menyebarkan informasi tentang komunitas adat,” ujarnya.