Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Ramah Anak dan Lingkungan

IDEP dan Save the Children Indonesia menggelar Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Ramah Anak dan Lingkungan secara daring dan luring di Banjar Pebuahan, Jembrana, Bali, pada 13-19 dan 22-25 November 2023. Pelatihan ini berfokus pada tanggap darurat bencana dengan pendekatan ramah anak dan lingkungan. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan mendukung untuk anak-anak dalam menghadapi situasi darurat karena, “Anak akan tetap menjadi anak dalam situasi apapun, termasuk ketika terjadi bencana. (Dan) upaya penanganan juga tak bisa dipisahkan dari konteks lingkungan, karena ini akan menjadi lingkungan yang berkelanjutan," ujar Putu Suryawan, Koordinator Program IDEP, tadi malam (24/11).

Peserta pelatihan merupakan mitra IDEP dari beberapa provinsi di Indonesia, yakni dari Daerah Istimewa Yogyakarta (PKBI DIY dan Victory Plus), Jawa Tengah (Migrant Care), Jawa Timur (Yayasan Paramitra Indonesia), Bali (PMI Jembrana dan PMI Tabanan), Nusa Tenggara Barat (Santai NTB, Lembaga Pelangi Sehati), dan Nusa Tenggara Timur (CIS Timor, Yayasan JPM, Perkumpulan Stimulant Institute, Yayasan Sanggar Suara Perempuan, Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial, BARAKAT). Setelah seminggu mengikuti pelatihan yang berlangsung secara daring, peserta terlibat dalam simulasi kebencanaan.

Pelatihan yang memadukan keahlian IDEP dalam tanggap darurat bencana dan komitmen Save the Children Indonesia terhadap kesejahteraan anak ini diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya bagi peserta dari seluruh Indonesia yang terlibat, tetapi juga untuk komunitas yang telah mengalami dampak bencana dan perubahan iklim. Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan esensial dalam menghadapi bencana.

Pelatihan dilaksanakan dalam dua fase. Fase pertama adalah pelatihan secara daring yang membahas teori kebencanaan pada 13 - 19 November 2023. Fase kedua adalah pelatihan luring yang diselenggarakan dari tanggal 22 - 25 November 2023 di Banjar Pebuahan.

Ada 4 tim respon (Tim I, II, III, dan IV) yang diturunkan ke lokasi simulasi terdampak bencana di Pebuahan. Masing-masing tim ditugaskan di wilayah RT 9, 5, 6, dan 8. Pebuahan dipilih sebagai lokasi pelatihan simulasi karena wilayah ini telah terdampak oleh perubahan iklim, terlihat dari bencana banjir bandang dan gelombang tinggi pada tahun 2022, serta pengikisan tanah akibat abrasi setiap tahunnya.

Simulasi dimulai dengan melakukan kaji cepat di wilayah tugas masing-masing. Kaji cepat ini bertujuan untuk memetakan kebutuhan, risiko, dan ancaman bencana susulan. Simulasi penanganan bencana dilanjutkan pada tanggal 23 November. Kali ini tim respon menjalankan tindakan penanganan berdasarkan hasil kaji cepat di wilayah masing-masing.

Tim I, yang mengusung topik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Dukungan Psikososial, dalam kaji cepat menemukan masalah serius soal kebersihan dan dampak trauma pasca bencana di wilayah RT 9. Bencana tersebut menyebabkan kerusakan suplai air bersih bagi warga masyarakat, yang dapat mengakibatkan permasalahan kesehatan, khususnya pada anak-anak dan perempuan. Menghadapi situasi tersebut, Tim I yang ditugaskan di lokasi ini mengorganisir kegiatan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk memastikan kebersihan bagi warga lebih terjamin.

Melalui penerapan PHBS ini, diharapkan anak-anak dan perempuan dapat terhindar dari potensi masalah kesehatan yang terkait dengan kurangnya pasokan air bersih. Tim I juga memberikan dukungan psikososial kepada anak-anak dan perempuan, bertujuan untuk menjaga kesehatan mental mereka serta mengurangi dampak trauma akibat bencana yang mereka alami.

Tim II yang mengusung topik Dukungan Psikososial di untuk Siswa, Orag Tua dan Guru Di Raudhatul Athfal Nurul Kholis di RT 5 memiliki fokus khusus dalam memberikan dukungan psikososial kepada siswa, guru, dan orang tua di RA Nurul Kholis. Tujuan dari upaya ini adalah memberikan bantuan emosional dan mental yang sangat diperlukan bagi seluruh komunitas pendidikan. Dukungan psikososial yang diberikan oleh tim II diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung proses pemulihan, membantu siswa, guru, dan orang tua untuk mengatasi dampak bencana dengan lebih baik.

Melalui inisiatif ini, IDEP Selaras Alam berkomitmen untuk tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga memberikan perhatian khusus terhadap aspek kesejahteraan mental dan emosional masyarakat pendidikan yang terdampak.

Tim III berfokus pada tema Pengelolaan Sampah dan Dukungan Psikososial Di RT 6. Tema ini dipilih karena permasalahan sampah dan dampak trauma seringkali menjadi tantangan utama pasca bencana. Ini memang terjadi di RT 6. Sampah menjadi isu signifikan karena dapat menimbulkan masalah baru terutama terhadap kesehatan anak-anak yang masih sangat rentan.

Sebagai respons terhadap permasalahan ini, Tim III yang beroperasi di RT 6 mengajak warga masyarakat untuk aktif terlibat dalam manajemen dan pengolahan sampah. Selain itu, pemberian dukungan psikososial dilakukan terutama kepada anak-anak dan orang tua yang terdampak bencana. Ini menjadi langkah krusial untuk memastikan bahwa anak-anak dapat tetap beraktivitas dengan penuh kegembiraan dan terhindar dari dampak trauma yang mungkin timbul akibat bencana tersebut.

Adapun Tim IV mengusung topik Edukasi dan Susur Sampah di RT 8, setelah menemukan permasalahan serius terkait sampah di RT 8, khususnya terkait manajemen sampah. Masalah ini muncul karena absennya tempat sampah terpusat di wilayah tersebut dan akses yang jauh ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sebagai respons terhadap tantangan ini, Tim IV mengadakan sosialisasi mengenai manajemen sampah di tingkat rumah tangga dan lingkungan, serta mendistribusikan tempat sampah.

Melalui kegiatan ini, Tim IV berusaha membangun kesadaran dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan di rumah dan lingkungan, melalui aksi gotong royong pembersihan sampah di sekitar mereka. Dengan bekerja sama bersama Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB), Tim IV melakukan distribusi karung sampah secara door to door. Dengan menyentuh setiap rumah tangga secara langsung, masyarakat akan lebih peduli terhadap isu dan permasalahan sampah. Dalam proses distribusi, KMPB menjelaskan tujuan dan penggunaan karung sampah sebagai bagian dari manajemen sampah organik dan anorganik di rumah tangga. Melalui serangkaian kegiatan ini, diharapkan dapat mengurangi risiko penyakit pada anak-anak, seperti diare dan batuk-pilek, serta menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di RT 8.

Di akhir kegiatan, setiap tim respon menyusun proposal yang berisi rencana aksi sebagai bagian dari simulasi. Proposal yang disusun diarahkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terdampak di Pebuahan melalui program-program inovatif. 

Share this Post: