Mama-mama Rendu dan Ndora NTT Hadang Polisi Masuk Tanah Ulayat

Masyarakat Adat Rendu dan Lambo yang menjaga tanah ulayat di posko penjagaan Dusun Roga-roga, Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesa Selatan,  Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, mencoba menghadang aparat. Aparat keamanan yang terdiri dari sekitar 30 orang polisi, sekitar 15 Brimob, dan sekitar 6 Polwan itu memaksa masuk Lowose pada Kamis siang, 9 Desember 2021. 

Mama-mama sekitar 30 orang dan bapak-bapak sekitar 25 orang gagal menahan aparat. Aparat kemudian membuka paksa pagar lahan ulayat masyarakat.

Berikut kronologi peristiwa tersebut:

  1. Pada Kamis sekitar pukul 06.30 WITA Kasat Intel Polres Nagekeo masuk lokasi Rendubutowe untuk melakukan pembongkaran paksa rumah warga, kedatangan kasat Intel ditentang oleh warga Rendu yang di antaranya terdapat mama-mama yang menolak keras pembangunan Waduk Lambo di wilayah adat Rendu.
  2. Pukul 07.00 WITA, 2 orang anggota Polres Nagekeo dengan menaiki sepeda motor memasuk wilayah Rendubutowe, sementara itu rombongan yang lainnya memasuki lokasi dengan menggunakan mobil dan motor masuk dari arah daerah raja.
  3. PuKuL 10.30 WITA rombongan anggota Brimob Ende memasuki wilayah Rendubutowe dengan menggunakan mobil.
  4. Pukul 10.45 WITA anggota polres Nagekeo dan Brimob Ende di bawah komando Kasat Intel Polres Nagakeo Serfolus Tegu serta tim dari kontraktor memaksa masuk ke lokasi Lowo Se dengan melakukan perusakan pagar yang dibangun oleh warga, dan tindakan tersebut disertai dengan tindakan kekerasan dengan mencekik leher dan mendorong tubuh warga yang dilakukan oleh beberapa anggota polisi dan Brimob.
  5. Pukul 10.45 WITA warga melakukan aksi perlawanan dengan melakukan penghadangan yang selanjutnya terjadi aksi saling dorong. Penghadangan tersebut juga dibarengi dengan aksi telanjang dada yg dilakukan oleh mama-mama perempuan adat Rendu.
  6. Pukul 10.57 WITA Aksi penghadangan yang dilakukan oleh warga dan mama-mama di depan pos jaga dihadapkan dengan 4 orang polisi yang berusaha membongkar paksa pagar pos. Dalam aksi penghadangan tersebut juga terdapat polwan yang didatangkan ke Rebdubutowe untuk meghalau perempuan adat yang sedang melakukan perlawanan dengan cara menduduki halaman pos jaga.
  7. Pukul 13.01 WITA, terdapat 2 orang warga yaitu Mama Lusia Anggo dan Mama Helena Sole yang mengalami luka-luka di tangan dan kaki mereka kerena berusaha untuk menjaga pagar pos jaga supaya tidak dibongkar paksa oleh aparat.
  8. Pukul 13.53 WITA masyarakat adat rendu masih bertahan di depan pos jaga dan berdebat dengan pihak aparat kepolisian yang kurang lebih berjumlah 20 orang. Proses pengerusakan paksa yang dilakukan oleh aparat kepolisian Nagakeo telah mengakibatkatkan hancurnya pagar pos jaga dan baliho penolakan pembangunan Waduk Lambo di wilayah adat Rendubutowe.

Berita terkait:

*/**

Share this Post: