Solud NTB dan IPEMI Dorong Pengembangan UMKM di Bima
Perkumpulan Solidaritas untuk Demokrasi (SOLUD) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Bima menggelar Focus Group Discussion (FGD) pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Rabu, 16 Desember 2020. Kegiatan diselenggarakan di Sekretariat IPEMI Bima, Jalan Jambu Kelurahan Mangge Maci Kecamatan Mpunda Kota Bima Provinsi NTB.
FGD dipandu oleh pendiri Pekumpulan SOLUD, Safriatna Ach. FGD ini merupakan tindaklanjut dari roadshow dialog pengembangan ekonomi yang sudah dilaksanakan di beberapa kecamatan antara lain Lambu, Sape, Wawo, Woha, Bolo, Soromandi.
Safriatna menjelaskan, sejak bulan Agustus hingga Desember 2020, SOLUD didukung Kepolisian Daerah (POLDA) NTB lewat tim Penguatan Ekonomi Kreatif Terintegrasi (PEKAT) melakukan pemetaan UMKM di Kabupaten Bima, terutama dari kelompok masyarakat atau pemuda yang masih usia produktif. "Tidak sedikit pelaku usaha yang ada di daerah khususnya Bima, namun hanya sedikit yang bisa bertahan hidup, karena membangun usaha hanya ikut-ikutan saja," ujarnya. "Kita petakan, mana yang betul-betul mau lakukan usaha, sebab yang ada sekarang sekedar bangun usaha begitu saja tanpa mau memperhatikan lebih detail manajemen usaha yang sebenarnya, terutama tentang inovasi atau gebrakan sesuai kebutuhan pasar," dia menambahkan.
Ketua IPEMI Bima, Fitriani, SE mengatakan, untuk menjadi pelaku usaha tidak harus menunggu ada modal yang besar. Yang penting ada kemauan dan mau belajar untuk menjadi pengusaha. "Banyak pelaku usaha yang bermodal besar namun tidak lama bertahan karena tidak serius dan kurangnya pemahaman tentang usaha yang dibangun, dan banyak informasi terkait potensi, kerjasama, dukungan oleh instansi terkait pengembangan usaha,” kata Fitri.
Dari FGD tersebut diperoleh banyak masukan dan keluhan dari para pelaku UMKM. Di antaranya yaitu, tentang minimnya Sumber Daya Manusia dalam mengembangkan usaha, pembagian alat usaha yang tidak tepat sasaran dari pemerintah, serta produk yang kalah saing dengan produk daerah lain. Menanggapi hal tersebut, pihak UPT LLK Bima, Ida Faridah menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk memfasilitasi kegiatan pelatihan bagi masyarakat atau kelompok yang benar-benar serius mau berusaha.
Sebelum acara usai, tim PEKAT berpesan bahwa berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi oleh UMKM tersebut harus menjadi perhatian serius pemerintah dan pemda, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Upaya-upaya konkrit seperti inilah yang diharapkan oleh para pelaku UMKM khusunya di Bima. Di akhir acara, tim PEKAT memberikan bantuan berupa peralatan cukur, sarana prasarana dalam menunjang usaha kedai kopi, mesin jahit, bibit ternak dan banyak lagi.
Salah satu peserta, Edi perwakilan dari kelompok disabilitas merasa senang dengan kegiatan yang dilakukan oleh SOLUD dan Tim PEKAT. Soalnya, kegiatan ini selain membuka jaringan juga memberikan informasi dan pengetahuan yang terbaru terkait dengan peningkatan pendapatan mereka. “Saya berterima kasih kepada SOLUD, IPEMI, dan bapak Kapolda NTB, yang memiliki kepedulian terhadap ekonomi masyarakat, terutama untuk kaum disabilitas, semoga ada perhatian khusus dari pemerintah,” ungkapnya.
Kegiatan FGD dihadiri oleh berbagai kalangan seperti perwakilan Bappeda, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Sosial, Dinas Kominfostik, UPT LLK. FGD yang menerapkan standar Covid-19 ini juga menghadirkan Komunitas LARIMPU; Kelompok UMKM dampingan IPEMI; Kelompok UMKM dampingan SOLUD dan pegiat kedai kopi serta kelompok disabilitas.*/**