Sejarah Gua Tapak Raja
Sebuah papan berisi tulisan tentang sejarah Gua Tapak Raja dipasang di kawasan wisata Goa Tapak Raja di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Rabu, 29 Januari 2025.
Di sana dikisahkan bahwa menurut cerita tokoh masyarakat Paser, gua sudah ada sejak jaman kerajaan. Gua tersebut dijadikan tempat pertapaan untuk memperdalam ilmu kanuragan sehingga disebut juga Gua Tapa Raja yang artinya adalah gua yang menjadi tempat raja bertapa.
Ada salah satu tokoh masyarakat Paser yang mempercayai dan lantas ikut melakukan ritual itu di gua tersebut. Dia bernama Datuk Peut yang tinggal di sekitar sana pada 1950 - 1960. Dia bahkan dipercaya bersahabat dengan mahluk penunggu gua yang bernama Bea. Karena itu pula, gua tersebut juga bernama Gua Bea.
Di sekitar gua itu dulu banyak ditumbuhi pohon elai yang dalam bahasa Paser disebut paken, karena itu gua tersebut juga pernah disebut sebagai Gua Malempaken.
Setelah Datuk Peut pindah ke Gerogot, sekarang bernama Kabupaten Paser, gua tersebut jarang ada yang mengunjungi.
Namun, masyarakat kembali ramai mengunjungi gua tersebut seiring dengan bertambahnya penduduk di Penajam Paser Utara. Masyarakat datang ke sana untuk berwisata.
Gua Tapak Raja menarik bagi wisatawan karena unik dan memiliki stalaktit yang menyerupai tapak kaki manusia yang berukuran besar. Keberadaan bentuk tapak kaki itu pula yang menyebabkan gua tersebut diberi nama Gua Tapak Raja. Pemberian nama tersebut merupakan hasil musyawarah para tokoh ada Desa Wonosari dan Mentawir.