Petani Kampung Darim Belajar Mengukur pH Tanah
Petani Kampung Darim, didampingi fasilitator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) dan mahasiswa IPB yang sedang kuliah kerja nyata (KKN), 30 Juli 2023, belajar dan mempraktikkan mengukur pH tanah dan juga unsur kimia tanah. Mereka mengambil sampel tanah dari dua lahan berbeda yaitu lahan sawah dengan perlakuan biointensif dan konvensional di Kampung Darim, Desa Kendayakan, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Dulfatah, Dimantara Dair, Suradi dan Kasmad (anggota Forum Darim Bersatu atau Forrimber), Ruskiah, didampingi Nisa (fasilitator KRKP) dan Bismar Adiluhung, Rayhan Qolbi, Davinka Chyntia, Rifda Maulida, Laura Virgita, Atillah, dan Mighfarotul Janah (mahasiswa IPB yang sedang kuliah kerja nyata – KKN), praktik mengukur pH tanah dengan peralatan sederhana, di rumah Tarno (anggota Kelompok Tani Kampung Darim).
Nisa menyampaikan kepada petani yang sudah mempraktikkan mengukur pH tanah, diharapkan bisa memahami tanah di sawahnya kelebihan atau kekurangan unsur apa, sehingga bisa ditentukan apa yang harus dikurangi atau ditambah saat pemupukan atau penyemprotan. Petani bisa mempraktikkannya sendiri menggunakan alat pengukur pH tanah.
Hasil yang diketahui setelah menunggu 10 menit, menunjukkan pH tanah lahan sawah dengan perlakuan konvensional netral, tidak asam dan tidak basah. Sedangkan pH lahan sawah dengan perlakuan biointensif agak asam.
Mereka juga mengukur kandungan beberapa unsur penting di dalam tanah. Tanah di lahan dengan perlakuan secara konvensional mengandung unsur nitrogen yang sangat tinggi, unsur phospatnya rendah, dan unsur kaliumnya tinggi. Sedangkan, tanah di lahan dengan pelakuan biointensif mengandung unsur nitrogen yang sedang, phospatnya tinggi, dan unsur kaliumnya tinggi.
Menurut Tarno – pemilik lahan sawah Sekolah Lapang Biointensif dan konvensional – minggu lalu lahan konvensional baru diberikan pupuk dengan jumlah seperti petani umumnya berikan di lahan sawah. Sedangkan lahan biointensif lebih sedikit pupuknya.