Petani Indramayu Ikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu

Empat belas petani dari tiga desa di Indramayu, 4 Maret 2023, mengikuti pelatihan Sekolah Lapang Biointensif Pengendalian Hama Terpadu, di Kampung Darim, Desa Kendayakan, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Wahono dan Wahyu Ridwan Nanta – dua fasilitator KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan) memberikan materi pengamatan di sawah.

Wahono dan Nanta meminta peserta pelatihan mengamati tanaman padi di sawah, mengukur tinggi tanaman padi, jumlah anakan, lebar daun, kondisi air, kondisi tanah, dan hewan atau hama di sawah. Para peserta mencatat semua yang mereka amati untuk kemudian dipresentasikan.

Selain Wahono dan Nanta, ikut memberikan materi 4 fasilitator KRKP lainnya yaitu Jagat Patria, Kori, Dea dan Nisa. Mereka menyampaikan materi dinamika kelompok mengajak peserta bermain agar peserta tidak jenuh.

Kuwu Agung Perayitno, Kepala Desa Kendayakan, memberikan sambutan dan mengapresiasi kegiatan pelatihan Sekolah Lapang Biointensif. Kuwu Haji Masroni, Kepala Desa Kalen Sari, membagikan pengalaman sebagai pemandu kepada peserta pelatihan.

Tarsono, petani Tanggap Perubahan Iklim Indramayu, berbagi pengalaman dan menjelaskan tentang perubahan iklim. Tarsono menjelaskan bedanya La Nina dan El Nino. Tarsono menjelaskan El Nino adalah fenomena meningkatnya suhu permukaan laut melebihi suhu normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah.

Naiknya suhu permukaan laut itu meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik bagian tengah. Akibatnya, akan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino memicu terjadinya kondisi kering di wilayah Indonesia secara umum. Sebaliknya La Nina akan memberikan dampak curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.

Peserta pelatihan ada 8 petani dari Kampung Darim, 4 petani dari dari Kampung Jangga Tua, Desa Jumbleng, 2 petani dari Desa Nunuk. Pelatihan berlangsung mulai dari tanggal 3-5 Maret 2023. 

Share this Post: